Pengertian Singkat Tentang GMNI
Pada mulanya ada tiga organisasi di
tiga kota, yaitu Gerakan Mahasiswa Merdeka di Jakarta, Gerakan Mahasiswa
Demokrat di Yogyakarta, dan Gerakan Mahasiswa Marhaenis di Surabaya yang
memiliki watak yang sama, yaitu kebangsaan dan kerakyatan. Didasari oleh kesamaan
watak ini, mereka melebur diri menjadi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia,
kemudian disingkat menjadi GMNI,
pada tanggal 23 Maret 1954.
GMNI menyadari bahwa Pancasila lahir dari kristalisasi
perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan dirinya dari segala bentuk
penjajahan, penindasan, dan ketidakadilan. Oleh karena sesuai dengan tujuan dan
watak GMNI maka
kongres VIII di Bandung, 18-20 November 1983, GMNI menetapkan Pancasila sebagai azasnya.
Tujuan GMNI adalah mendidik para kader bangsa serta ikut mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
GMNI bersifat INDEPENDEN. Artinya GMNI tidak memiliki keterkaitan
organisatoris dengan partai-partai politik. Anggota GMNI bebas menyalurkan
aspirasinya pada tiap-tiap kekuatan politik yang ada di Indonesia.
GMNI mempunyai motto :
PEJUANG PEMIKIR - PEMIKIR PEJUANG
Pejuang yang dipandu oleh wawasan
pemikiran yang mantap. Pemikir yang secara patriotik selalu berusaha
melaksanakan gagasannya demi nusa, bangsa, dan negara. Pejuang yang selalu
memadukan pemahaman teoritis dengan pengalaman praktis.
Oleh karena sifat dan tujuannya,
maka GMNI berfungsi
sebagai tempat dimana mahasiswa Indonesia yang menjadi anggotanya belajar dan
memproses diri menjadi kader bangsa yang selalu tanggap terhadap
persolalan-persoalan rakyat, serta lugas dalam mencari alternatif pemecahannya
dengan rasa tanggungjawab. Oleh karena fungsi ini, maka di dalam tubuh GMNI akan ditemui
aktivitas-aktivitas seperti :
- Latihan kepemimpinan
- Studi kolektif
- Aksi langsung
- Berbagai kegiatan lainnya
Silabus Kaderisasi
SILABUS KADERISASI
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA
Landasan Pemikiran
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah sebuah
organisasi gerakan yang berbasiskan intelektual muda (mahasiswa) yang
memiliki cita-cita terwujudnya sosialisme Indonesia sebagai satu sinthesa yang
berdasarkan atas asas marhaenisme yaitu : sosionasionalisme, sosio-demokrasi,
dan Ketuhanan Yang Maha Esa di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Namun di lain pihak, ternyata sejarah perkembangan
kapitalisme telah berimplikasi terjerumusnya kehidupan rakyat Indonesia dalam
sebuah penderitaan panjang berupa penindasan dan penghisapan kapitalisme dan
imperialisme negara-negara maju.
Ketidakberdaulatan politik, ketergantungan ekonomi, serta
kehancuran mental dan moral budaya bangsa, adalah sebuah realitas sejarah
dimana rakyat Indonesia menjadi tumbalnya. Dan realitas sejarah tersebut telah
menjauhkan cita-cita bangsa yang menginginkan terwujudnya masyarakat adil dan
makmur zonder exploitation de l’homme par l’homme dan zonder exploitation de
nation par nation. Padahal cita-cita bangsa tersebut merupakan cita-cita
ideologi yang diemban oleh GMNI yaitu terwujudnya sosialisme Indonesia.
Oleh karena itu, dengan mencermati realitas di atas, telah
menjadi tanggung jawab seluruh kader GMNI untuk menegakkan kembali cita-cita
sosialisme Indonesia tersebut demi amanat penderitaan rakyat (AMPERA). Revolusi
adalah pilihan perjuangan yang akan dilakukan GMNI. Revolusi yang berarti
perubahan secara cepat dan radikal; revolusi yang tidak mengenal titik,
melainkan terus mengalir sampai akhir jaman (panta rhei); revolusi yang
bersifat merombak mental dan moral bangsa untuk dikembalikan kepada jati diri
masyarakat marhaenis yaitu humanis, gotong royong dan anti penindasan.
Dengan tugas dan tanggung jawab tersebut, maka GMNI sebagai
alat pendidikan kader harus mampu membentuk, menggembleng dan mencetak generasi
muda sebagai kader pelopor yang progressif, revolusioer dan radikal, untuk
memimpin jalannya revolusi dalam upaya mewujudkan sosialisme Indonesia yaitu
berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di
bidang kebudayaan.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka GMNI
merasa perlu untuk menyusun Silabus Kaderisasi yang akan menjadi acuan resmi
organisasi sebagai upaya mencetak kader-kader yang diharapkan mampu menjadi
pelopor dan pemimpin revolusi Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment
Warning
Dilarang menggunakan kata sara